Senin, 12 November 2018

Ta loid USAID PRIORITAS


Diterbitkan  Rabu, 07 / 10 / 2015 12:10

Murid-murid tengah membaca di Perpustakaan SDN Tegal Jetak. (ist)

Palapanews- Program gerakan membaca (GERCA) di Sekolah Dasar (SD) Negeri Tegal Jetak, Kabupaten Serang, kiranya berhasil. Setelah hampir setahun program itu terlaksana, murid-murid mulai terdorong untuk menjadi pustakawan cilik.
“Membaca itu asyik dan menambah wawasan. Sejak diperkenalkan gerakan membaca saat masih duduk di kelas IV, saya ingin membantu Ibu Guru mengelola buku yang dipinjam siswa,” kata Firna Adelia, siswa kelas V SDN Tegal Jetak.
Firna terinspirasi untuk mencatatkan buku yang dibaca siswa agar koleksi buku yang dimiliki sekolah dapat terpelihara dengan baik.
Firna menjelaskan tugas sebagai pustakawan cilik dilakukan selama satu jam setelah pembelajaran di sekolah berakhir.
“Sebagai pustakawan cilik, saya bertugas untuk mencatat nama siswa, judul buku dan tanggal peminjaman. Kemudian daftar tersebut saya catat dalam buku peminjaman perpustakaan,” ujar Firna.
Selain bertugas sebagai pustakawan cilik, Firna juga mendorong murid lain agar gemar membaca. Untuk memperkaya koleksi buku yang dibaca siswa, Firna juga meminta siswa saling bertukar buku bacaan yang dimilikinya setiap hari di sekolah. Firna pun berpesan.
“Saya berharap teman-teman tidak pernah bosan membaca. Oleh karena itu, saya juga membuatkan resume buku yang saya baca sehingga siswa lain tertarik membaca.”
Guru SD Negeri Telal Jetak, Luda menuturkan bahwa membaca memerlukan pembiasaan pada siswa sehingga mereka menikmati buku yang dibacanya.
“Menjadi pustakawan cilik adalah pengalaman baru bagi siswa yang gemar membaca. Mereka melakukannya usai pembelajaran berakhir. Firna adalah salah satu pustakawan cilik yang dimiliki sekolah ini,” kata Luda. (one)


Sabtu, 10 November 2018

Artikel Strategi peningkatan mutu SD


Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Dasar

Ilmu pengetahuan merupakan suatu hal yang sangat penting sebab dengan ilmu yang dimiliki seseorang,  akan menjadi satu indikator yang membedakannya dengan orang lain, bahkan dengan ilmu pengetahuan itu pulalah yang mengantarkan seseorang memiliki  kedudukan yang tinggi dan mulia, secara sederhana.
Pandangan N. Driyarkara SJ : Budi pekerti memiliki arti sebagai tabiat yang kita maui atau kehendaki sehingga perlu kita bangun secara terus menerus bermodalkan anasir-anasir warisan yang terbawa dari kelahiran kita.  Dalam usaha membangun tabiat yang kita maui atau kehendaki ini kita juga harus berhadapan dengan pengaruh-pengaruh lingkunntanganarr, dll
Perubahan perubahan tahap petumbuhan dan watak dipengaruhi oleh keseharian sebagai  seiring perkembangan kejiwaan anak dikelanjutan hidupnya, maka kita diharapkan selalu membentengi secara total baik secara fisik, kejiwaan dan kecerdasan, sikap sosial ahlak maupun spiritual. Memang hal ini tidak mudah karena memerlukan waktu dan proses yang lama selain berbagai tantangan yang akan dihadap

1.      Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar
Pendidikan karakter sudah pernah diluncurkan sebagai gerakan nasional pada 2010. Namun, gema gerakan pendidikan karakter ini belum cukup kuat. Karena itu, pendidikan karakter perlu digaungkan dan diperkuat kembali menjadi gerakan nasional pendidikan karakter bangsa melalui program nasional Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
Pendidikan karakter mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warganegara  yang religius, nasionalis, produktif, dan kreatif. penanaman karakter positif ini sangat diperlukan sejak dini agar bisa menjadi modal mereka dalam mengarungi perjalanan hidup yang sangat berat
Secara programatik, adalah usaha bersama semua guru dan pimpinan sekolah, melalui semua  mata pelajaran dan budaya sekolah Pembinaan dan pengembangan itu terjadi melalui proses aktif peserta didik dalam belajar., Disiplin dalam melakukan kegiatan sehari hari mulai dari  pembiasaan dalam  tata tertib sekolah, datang ke sekolah hingga pulang sekolah , Pendidikan budaya dan karakter bangsa diartikan sebagai proses internalisasi serta penghayatan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang dilakukan peserta didik secara aktif dibawah bimbingan guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan serta diwujudkan dalam kehidupannya di kelas, sekolah, dan masyarakat
2. Menjadikan Sekolah Dasar Negeri sebagai Sekolah Rujukan bagi Sekolah DasarLain
Sekolah sebagai system sosial pada hakikatnya merupakan susunan dari peran dan status yang berbeda-beda, dimana masing-masing bagian tersebut terkonsentrasi pada satu kekuatan legal struktural yang menggerakkan daya orientasi demi mencapai tujuan tertentu. Tentu saja sistem sosial tersebut bermuara pada status sekolah sebagai lembaga formal. Sosialisasi dan enkulturasi melalui pendidikan dengan belajar adat (kebiasaan sosial).
Lingkungan sekolah merupakan suatu sistem yang terdiri dari sejumlah variabel dan faktor utama yang dapat diidentifikasi sebagai budaya sekolah, kebijakan dan politik sekolah, kurikulum formal, dan bidang studi. Variabel dan faktor sekolah sebagai sistem sosial
Sekolah  Dasar Negeri Tegal jetak tmbuh dan berkembang sejak tahun 1973  telah menghasilkan lulusan terbilang cukup baik  .Menjadi sekolah dan pusat kegiatan gugus 2  Sebagai central Sekolah  Dasar Negeri tegal jetak mengadakan KKg , musyawarah perkembangan keset araan mutu sekolah  ke  sekolah imbas , bekerja sama dengan pihak berwenang  menumbuhkan semangat mendidik yang lebih baik dan berkualitas,mengadakan Pembinaan , pengembangan dipusatkan di Sekolah Dasar  Negeri Tegal jetak sebagai sekolah inti mendominasi perkembangan pendidikan,kususnya di kecamatan ciruas dan kabupaten Serang karena  selain hasil capaian kelulusan serta prestasi yang di dapat , sekolah  juga menjadi mitra USAID prioriitas selam 5 Tahun, pemenang  pengelolaan perpustakaan terbaik dan hasilnya di imbaskan kesekolah sekolah yang membutuhkan pengetahuan tentang pengelolaan perpustakaan  serta budaya membaca  .baik di dalam kota atau kabupaten lainnya

1.      Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah  Dasar

Manajemen Berbasis Sekolah atau yang lebih kita kenal dengan sebutan  MBS adalah bentuk penerapan otonomi daerah bidang pendidikan sebagai alternatif baru dalam pengelolaan pendidikan yang lebih menekankan kepada kemandirian dan kreativitas sekolah serta memberikan otonomi (kewenangan dan tanggungjawab) lebih besar kepada sekolah, memberikan fleksibilitas/keluwesan-keluwesan kepada sekolah, dan mendorong partisipasi secara langsung warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan) dan masyarakat. implementasi manajemen kurikulum dan pembelajaran juga sebagai awal yang baik untuk menuju sekolah yang efektif
 Untuk mengimplementasikan manajemen berbasis sekolah secara efektif dan efisien, kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan, perencanaan, dan pandangan luastentang sekolah dan pendidikan. Lebih lanjut lagi, kepala sekolah dituntut untuk melakukan fungsinya sebagai menejer sekolah dalam meningkatkan proses belajar-mengajar, dengan melakukan supervisi kelas, membina, dan memberikan saran-saran positif kepada guru. Di samping itu, kepala sekolah juga melakukan tukar pikiran, sumbang saran, dan studi banding antarsekolah untuk menyerap kiar-kiat kepemimpinan dari kepala sekolah yang lain.
2.      Melaksanakan kurikulum 2013 di sekolah Dasar
Kurikulum mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang menempatkan budaya Indonesia sebagai dasar pengembangan pendidikan Indonesia yang mampu dan bermanfaat untuk mengembangkan kualitas manusia Indonesia
Beberapa Pilhan strategi ini dilaksanakan secara simultan, dan harus tergambar dalam langkah-langkah model pembelajaran berbasis multikultural.
1.      Strategi Pencapaian Konsep.
Digunakan untuk memfasilitasi siswa dalam melakukan kegiatan eksplorasi budaya lokal untuk menemukan konsep budaya apa yang dianggap menarik bagi dirinya dari budaya daerah masing-masing, dan selanjutnya menggali nilai-nilai yang terkandung dalam budaya daerah asal tersebut.
2.      Strategi cooperative learning. Dalam tataran belajar dengan pendekatan multikultural, penggunaan strategi cooperative learning, diharapkan mampu meningkatkan kadar partisipasi siswa dalam melakukan rekomendasi nilai-nilai lokal serta membangun cara pandang kebangsaan, meningkatkan kualitas dan efektivitas proses belajar siswa, suasana belajar yang kondusif dalam pembelajaran.
3.      Strategi analisis social . Difokuskan untuk melatih kemampuan siswa berpikir secara induktif, dari setting ekspresi dan komitmen nilai-nilai budaya lokal (cara pandang lokal) menuju kerangka dan bangunan tata pikir atau cara pandang yang lebih luas dalam lingkup nasional (melalui cara pandang kebangsaan).
4.      Strategi analisis nilai, siswa memiliki keterampilan mengembangkan kecakapan hidup dalam menghormati budaya lain, toleransi terhadap perbedaan, akomodatif, terbuka dan jujur dalam berinteraksi dengan teman (orang lain)).


3.      Implementasi Gerakan Literasi di sekolah Dasar
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, salah satunya, mengenai kegiatan membaca buku nonpelajaran selama lima belas menit sebelum waktu belajar dimulai. Kegiatan tersebut adalah upaya menumbuhkan kecintaan membaca kepada peserta didik dan pengalaman belajar yang menyenangkan sekaligus merangsang imajinasi.
Sekolah kami SD negeri tegal jetak mendapat Ruang perpustakaanyang di dapat dari dana  APBN tahun 2010  terdiri sekitar 6000 bukuyang terdiri dari   buku hibah Usaid prioritas  serta infak dari siswa yang lulus setiap tahunnya selain itu pula terdapat kliping hasil karya siswa di kegiatan pembelajaran
Beberapa gerakan literasi yang telah diklakukan di sekolah antara lain
·         Memberi nama jenis tanaman  yang ada di sekitar sekolah, selain siswa mengenal nama nama jenis tanaman, bagi siswa kelas rendah yang masih berlatih mengeja tanpa bimbingan guru ketika sedang bermain dihalaman sekolah secara spontan membaca dan mengeja kata sebuah nama yang tertera di batang tanaman
·         Pildacil setiap jum`at pagi dengan menampilkan 2 orang siswa untuk membaca dan berpidato membaca juz  ama atau beberapa ayat pendek selama 15 menit sebelum belajar di mulai
·         membaca senyap , membaca nyaring dan membaca lanjut bergantianbiasa dilakukan di saat kegiatan berlangsung sesuai kebutuhan langkah langkah pembelajaran
·         Membuat  pojok baca di setiap sudut kelas dengan variasi buku bacaan yang di bawa siswa dari rumah
·         Tersedia rak baca di setiap teras kelas agar warga sekolah bisa membaca di tempat,
·         Saung baca untuk siswa yang mendapat layanan bimbingan konseling membaca bagi siswa kelas rendah dan juga dapat digunakan membaca buku dari perpustakan
·         Poster poster  jenis baleho atau pamplet gerakan membaca dan pesan moral serta kata kata bijak  yang di pajang di setiap tebok gedung yang sesuai dengan kegunaan ruangan
Sekolah mengadakan acara seperti bulan bahasa, dan hari besar lain untuk dijadikan ajang kompetensi hasil belajar berupa lomba puisi, mendongeng , darama cerita rakyat,  cergam, pidato dan pildacil.selain mengikuti FLSNdan ajang kompetensi lainnya  tingkat kecamatan maupun propinsi
Biodata penulis
Luda sofiah,S..Pd   kelahiran     Serang , 7 februari 1970 .tamat  SPG N serang tahun 1989 melanjukan kuliah di D2PGSD UPI  kampus Serang  tahun 2003   menjadi PNS tahun 2008 setelah menjadi  tnaga sukwan  selama  11 tahun , melanjutkan  S 1 STKIP Sukabumi 2008 dan  S1  PGSD UT  tamat 2015
Menyukai menulis membaca buu mengumpulkan kalimat kalimat bijak membuat  cerpen ,puisi dan artikel serta Membaca buku psikologis,menyukai hal hal baru  yang menantang kreatifitas seperti melatih bermain drama , melatih siswa bermain musik,  bernyanyi menari dan mendapat  beberapa  penghargaan hasil karya dan  pembinaan yang di dapat,  selain, mengajar di SD Negeri tegal jetak juga pernah menjadi fasilitator USAID Priorita Banten s 2012 sampai 2017 , menjadi nara sumber budaya baca dan sosialisasi Pendidikan .

KKG kelas 5