Strategi
Peningkatan Mutu Sekolah Dasar
Ilmu
pengetahuan merupakan suatu hal yang sangat penting sebab dengan ilmu yang
dimiliki seseorang, akan menjadi satu
indikator yang membedakannya dengan orang lain, bahkan dengan ilmu pengetahuan
itu pulalah yang mengantarkan seseorang memiliki kedudukan yang tinggi dan mulia, secara
sederhana.
Pandangan N. Driyarkara SJ : Budi pekerti memiliki arti sebagai
tabiat yang kita maui atau kehendaki sehingga perlu kita bangun secara terus
menerus bermodalkan anasir-anasir warisan yang terbawa dari kelahiran kita. Dalam usaha membangun tabiat yang kita maui
atau kehendaki ini kita juga harus berhadapan dengan pengaruh-pengaruh lingkunntanganarr, dll
Perubahan
perubahan tahap petumbuhan dan watak dipengaruhi oleh keseharian sebagai seiring perkembangan kejiwaan anak
dikelanjutan hidupnya, maka kita diharapkan selalu membentengi secara total
baik secara fisik, kejiwaan dan kecerdasan, sikap sosial ahlak maupun
spiritual. Memang hal ini tidak mudah karena memerlukan waktu dan proses yang
lama selain berbagai tantangan yang akan dihadap
1.
Penguatan
Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar
Pendidikan karakter sudah pernah
diluncurkan sebagai gerakan nasional pada 2010. Namun, gema gerakan pendidikan
karakter ini belum cukup kuat. Karena itu, pendidikan karakter perlu digaungkan
dan diperkuat kembali menjadi gerakan nasional pendidikan karakter bangsa
melalui program nasional Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
Pendidikan karakter
mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik
sehingga mereka memiliki dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan
dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warganegara yang religius, nasionalis, produktif, dan
kreatif. penanaman karakter positif
ini sangat diperlukan sejak dini agar bisa menjadi modal mereka dalam
mengarungi perjalanan hidup yang sangat berat
Secara programatik,
adalah usaha bersama semua guru dan pimpinan sekolah, melalui semua mata pelajaran dan budaya sekolah Pembinaan
dan pengembangan itu terjadi melalui proses aktif peserta didik dalam belajar., Disiplin dalam
melakukan kegiatan sehari hari mulai dari pembiasaan dalam tata tertib sekolah, datang ke sekolah hingga
pulang sekolah , Pendidikan budaya dan karakter bangsa
diartikan sebagai proses internalisasi serta penghayatan nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa yang dilakukan peserta didik secara aktif dibawah bimbingan
guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan serta diwujudkan dalam
kehidupannya di kelas, sekolah, dan masyarakat
2. Menjadikan Sekolah Dasar Negeri sebagai
Sekolah Rujukan bagi Sekolah DasarLain
Sekolah sebagai system sosial pada hakikatnya merupakan susunan dari peran
dan status yang berbeda-beda, dimana masing-masing bagian tersebut
terkonsentrasi pada satu kekuatan legal struktural yang menggerakkan daya orientasi demi mencapai tujuan tertentu. Tentu
saja sistem sosial tersebut bermuara pada status sekolah sebagai lembaga
formal. Sosialisasi dan enkulturasi melalui pendidikan dengan belajar adat
(kebiasaan sosial).
Lingkungan sekolah merupakan suatu sistem yang terdiri dari sejumlah
variabel dan faktor utama yang dapat diidentifikasi sebagai budaya sekolah,
kebijakan dan politik sekolah, kurikulum formal, dan bidang studi. Variabel dan
faktor sekolah sebagai sistem sosial
Sekolah Dasar Negeri Tegal jetak tmbuh dan berkembang
sejak tahun 1973 telah menghasilkan
lulusan terbilang cukup baik .Menjadi
sekolah dan pusat kegiatan gugus 2 Sebagai
central Sekolah Dasar Negeri tegal jetak
mengadakan KKg , musyawarah perkembangan keset araan mutu sekolah ke sekolah imbas , bekerja sama dengan pihak
berwenang menumbuhkan semangat mendidik
yang lebih baik dan berkualitas,mengadakan Pembinaan , pengembangan dipusatkan
di Sekolah Dasar Negeri Tegal jetak
sebagai sekolah inti mendominasi perkembangan pendidikan,kususnya di kecamatan
ciruas dan kabupaten Serang karena selain hasil capaian kelulusan serta prestasi
yang di dapat , sekolah juga menjadi
mitra USAID prioriitas selam 5 Tahun, pemenang pengelolaan perpustakaan terbaik dan hasilnya
di imbaskan kesekolah sekolah yang membutuhkan pengetahuan tentang pengelolaan
perpustakaan serta budaya membaca .baik di dalam kota atau kabupaten lainnya
1.
Implementasi
Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah
Dasar
Manajemen Berbasis Sekolah atau yang lebih
kita kenal dengan sebutan MBS adalah bentuk penerapan otonomi daerah
bidang pendidikan sebagai alternatif baru dalam
pengelolaan pendidikan yang lebih menekankan kepada
kemandirian dan kreativitas sekolah serta memberikan otonomi (kewenangan dan
tanggungjawab) lebih besar kepada sekolah, memberikan
fleksibilitas/keluwesan-keluwesan kepada sekolah, dan mendorong partisipasi
secara langsung warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan) dan
masyarakat. implementasi manajemen kurikulum dan pembelajaran
juga sebagai awal yang baik untuk menuju sekolah yang efektif
Untuk
mengimplementasikan manajemen berbasis sekolah secara efektif dan efisien,
kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan, perencanaan, dan
pandangan luastentang sekolah dan pendidikan. Lebih lanjut lagi, kepala sekolah
dituntut untuk melakukan fungsinya sebagai menejer sekolah dalam meningkatkan
proses belajar-mengajar, dengan melakukan supervisi kelas, membina, dan
memberikan saran-saran positif kepada guru. Di samping itu, kepala sekolah juga
melakukan tukar pikiran, sumbang saran, dan studi banding antarsekolah untuk
menyerap kiar-kiat kepemimpinan dari kepala sekolah yang lain.
2.
Melaksanakan
kurikulum 2013 di sekolah Dasar
Kurikulum mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
menempatkan budaya Indonesia sebagai dasar pengembangan pendidikan Indonesia
yang mampu dan bermanfaat untuk mengembangkan kualitas manusia Indonesia
Beberapa Pilhan strategi ini
dilaksanakan secara simultan, dan harus tergambar dalam langkah-langkah model
pembelajaran berbasis multikultural.
1. Strategi Pencapaian Konsep.
Digunakan untuk memfasilitasi
siswa dalam melakukan kegiatan eksplorasi budaya lokal untuk menemukan konsep
budaya apa yang dianggap menarik bagi dirinya dari budaya daerah masing-masing,
dan selanjutnya menggali nilai-nilai yang terkandung dalam budaya daerah asal
tersebut.
2. Strategi cooperative
learning. Dalam tataran belajar dengan
pendekatan multikultural, penggunaan strategi cooperative learning,
diharapkan mampu meningkatkan kadar partisipasi siswa dalam melakukan
rekomendasi nilai-nilai lokal serta membangun cara pandang kebangsaan,
meningkatkan kualitas dan efektivitas proses belajar siswa, suasana belajar
yang kondusif dalam pembelajaran.
3. Strategi analisis social . Difokuskan untuk melatih
kemampuan siswa berpikir secara induktif, dari setting ekspresi dan komitmen
nilai-nilai budaya lokal (cara pandang lokal) menuju kerangka dan bangunan tata
pikir atau cara pandang yang lebih luas dalam lingkup nasional (melalui cara
pandang kebangsaan).
4. Strategi analisis nilai, siswa memiliki keterampilan
mengembangkan kecakapan hidup dalam menghormati budaya lain, toleransi terhadap
perbedaan, akomodatif, terbuka dan jujur dalam berinteraksi dengan teman (orang
lain)).
3.
Implementasi
Gerakan Literasi di sekolah Dasar
Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti,
salah satunya, mengenai kegiatan membaca buku nonpelajaran selama lima belas
menit sebelum waktu belajar dimulai. Kegiatan tersebut adalah upaya menumbuhkan
kecintaan membaca kepada peserta didik dan pengalaman belajar yang menyenangkan
sekaligus merangsang imajinasi.
Sekolah kami SD negeri
tegal jetak mendapat Ruang perpustakaanyang di dapat dari dana APBN tahun 2010 terdiri sekitar 6000 bukuyang terdiri
dari buku hibah Usaid prioritas serta infak dari siswa yang lulus setiap
tahunnya selain itu pula terdapat kliping hasil karya siswa di kegiatan
pembelajaran
Beberapa gerakan literasi
yang telah diklakukan di sekolah antara lain
·
Memberi nama jenis tanaman yang ada di sekitar sekolah, selain siswa mengenal
nama nama jenis tanaman, bagi siswa kelas rendah yang masih berlatih mengeja
tanpa bimbingan guru ketika sedang bermain dihalaman sekolah secara spontan membaca
dan mengeja kata sebuah nama yang tertera di batang tanaman
·
Pildacil setiap jum`at pagi dengan menampilkan 2 orang siswa
untuk membaca dan berpidato membaca juz
ama atau beberapa ayat pendek selama 15 menit sebelum belajar di mulai
·
membaca senyap , membaca nyaring dan membaca lanjut bergantianbiasa
dilakukan di saat kegiatan berlangsung sesuai kebutuhan langkah langkah
pembelajaran
·
Membuat pojok baca
di setiap sudut kelas dengan variasi buku bacaan yang di bawa siswa dari rumah
·
Tersedia rak baca di setiap teras kelas agar warga sekolah
bisa membaca di tempat,
·
Saung baca untuk siswa yang mendapat layanan bimbingan
konseling membaca bagi siswa kelas rendah dan juga dapat digunakan membaca buku
dari perpustakan
·
Poster poster jenis
baleho atau pamplet gerakan membaca dan pesan moral serta kata kata bijak yang di pajang di setiap tebok gedung yang
sesuai dengan kegunaan ruangan
Sekolah mengadakan acara
seperti bulan bahasa, dan hari besar lain untuk dijadikan ajang kompetensi
hasil belajar berupa lomba puisi, mendongeng , darama cerita rakyat, cergam, pidato dan pildacil.selain mengikuti FLSNdan
ajang kompetensi lainnya tingkat
kecamatan maupun propinsi
Biodata penulis
Luda sofiah,S..Pd kelahiran
Serang , 7 februari 1970 .tamat
SPG N serang tahun 1989 melanjukan kuliah di D2PGSD UPI kampus Serang
tahun 2003 menjadi PNS tahun
2008 setelah menjadi tnaga sukwan selama
11 tahun , melanjutkan S 1 STKIP
Sukabumi 2008 dan S1 PGSD UT
tamat 2015
Menyukai menulis membaca
buu mengumpulkan kalimat kalimat bijak membuat
cerpen ,puisi dan artikel serta Membaca buku psikologis,menyukai hal hal
baru yang menantang kreatifitas seperti
melatih bermain drama , melatih siswa bermain musik, bernyanyi menari dan mendapat beberapa
penghargaan hasil karya dan
pembinaan yang di dapat, selain,
mengajar di SD Negeri tegal jetak juga pernah menjadi fasilitator USAID
Priorita Banten s 2012 sampai 2017 , menjadi nara sumber budaya baca dan
sosialisasi Pendidikan .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar