Sabtu, 21 November 2020

Sejarah 1


 


Sejarah

Bercerita mungkin membutuhkan waktu dan ingatan yang kuat, selain itu ketika menulis tata bahasa dan penulisan aku pun masih banyak yang perlu dibenahi. Ditambah kadang ada yang typo ðŸ˜‚
, aku termotivasi oleh mba yu ku 


 untuk konsisten menulis apalagi masa pandemi ini banyak berdiam di rumah. Padahal pekerjaan menilai tugas siswapun menumpuk tapi cukup menjenuhkan dan membosankan .
Baiklah aku mencoba bercerita


*
Aku anak pertama dari keluarga yang terdiri dari 8 bersudara. Dari seorang ayah yang sangat kubanggakan. Ayahku lahir 8 Januari 1942

Cerpen pandemi 2




 Piknik Ala Pandemi 

    Kebayang nanti kalau memang benar harus di rumah terus tidak boleh kemana mana, tidak ada even apa lagi acara acara yang bisa bikin aku terlalu sibuk dan tak sempat makan, bawaannya seperti orang sakit dan ternyata. “ Mulai besok kita akan tutup sekolah dulu sampai waktu yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.“ lunglai mendengarnya kalimat yang di utarakan oleh kepala sekolah saat rapat mendadak, Setelah rapat akupun bergegas kekelas membagikan buku pada siswa agar mereka sementara belajar dirumah dan akan dipandu melalui wa paguyuban, esoknya aku undang pengurus paguyuban untuk memusyawarahkan masalah belajar selama di rumah “ Bapak dan ibu terimakasih atas kedatangannya hari ini saya hanya ingin menyampaikan beberapa hal terkait pola belajar anaik anak kita selama belajar di rumah, dan saya mengharapkan bapak dan ibu dapat terus mendampingi anak anak belajar di rumah, untuk tehnisnya akan saya buatkan grup classroom ya,” “ Bu guru gimana yang tidak punya HP, trus mengirimkan tugas hpnya di bawa bpk nya kerja, bagimana solusinya bu . salah satu wali murid langsung bertanya sebelum aku sempat meneruskan arahannya “ Begini saja bu jika seperti itu, saya melonggarkan waktu pengerjaan tugas hingga malam pukul 11 ya yang penting dalam sehari ada yang harus di laporkan siswa tentang tugas yang saya berikan , dan tugas itu tidak sebanyak seperti di sekolah, paling 3 pertanyaan menyangkut materi pembelajaran hari itu, “ belum selesai menjelaskan ada seorang ibu berkomentar “ udah seh bu ibu keliling saja kerumah nanti saya yang anter kemana ibu pergi’ “ Jangan nanti kalau ada apa apa saya sebagai ketua yang jadi sasaran, jangan bu! saya tidak setuju , kan pemerintah melarang ada pertemuan ini malah ngumpulin anak kelompok , haduh jangan deh bu guru saya ga setuju ,” cukup lama berdebatan tapi akhirnya sepakat untuk belajar melalui classroom dan laporan di serahkan setiap satu bulan sekali sekalian bertukar buku tema. 

* Bulan ini pertengahan bulan Maret sudah lewat seminggu di rumah mulai terasa teramat galau menjalani keseharian meskipun setiap hari memberikan tugas untuk siswa di depan laptop. “Hadeh ini sudah siang masih juga belum mandi, Uti ? selaku melihat Uti main hp “Memang meu kemana mak mandi pagi, kan ga sekolah” jawab Uti Uti anaku yang paling kecil, anak yang lucu, kadang berfikir kenapa seh kamu ada, Cuma sering mengganggukerjaan apalagi kesenangan ema, makan, tidur diganggu apalaggi mau main sama teman teman reunian rasanya kesel banget tapi ga ada Uti rumah memang terlalu sepi untuk dinikmati . “ Ma main yu! Utinya bosen ni di rumah aja. “Jangan Uti kan masih ada corona” “Trus kapan perginya itu corona, Utinya bosen ema!” “Iya berdo’a aja biar cepat pergi eta si corona “ aku menjawab dengan senyum terpaksa Memang cukup pusing melayani ank kecil ini di usia sudah kepala lima yang harusnya pergi jalan jalan atau menikmati kesuksesan kata orang orang. “Ya udah, sini pinjem hpnya ! Uti pengen main hp “ sambil menyambar hp Uti mulai lagi menikmati game di Hp. “Eit, Nanti dulu tugas dari buguru nya selesaikan dulu, ma juga masih meriksatugas kiriman anak anak ni “ jawabku agak keras. Dulu banyak yang menyarankan anak anak jangan main hp, terbukti sekarang malah harus belajar dari hp. Sempet bertanya dalam hati juga, dulu anak sekolah jika sedang belajar ada yang suka ingin cepat cepat pulang, nah sekarang tidak pernah kesekolah ternyata mereka merindukan sekolah juga. Ini perkara yang membuat geli sendiri. Sekolah mulai penuh debu dan sampah yang harus di bersihkan, akhirnya di putuskan untuk melaksanakan piket bergiliran. Aku kebagian dua hari dan selama di sekolah mulailah aktifitas baru yang tak biasa dilakukan. Suasana pandemi mulai terasa membosankan, Selain meriksa tugas anak anak yang diserahkan lewat classroom, aku suka melihat chating teman teman medsos. Mereka bebas beraktifias di mana mana, aku sempat berfikir lalu himbauan pemerintah untuk diam di rumah sudah tidak berlaku kah ? Siang sehabis piket sekolah, aku mulai merasa tidak masalah kalau keluar rumah sekedar main dan menikmati pemandangan. Dan kuputuskan untukmengajak suami keluar rumah. Selama pandemi ini aku tak pernah ke mana mana kalau tidak di antar, Karena enggan naik angkot. “Pa, hari ini ada acara kemana ? “ tanyaku “Ga ada, emang mau kemana? Jawab suami “Ema belenger ngadepin lapotop aja ni pengen keluar, liat Tuh ada tempat wisata baru dibuka, bagus tempatnya , kesana yu “Lahh katanya ga boleh keluyuran ?” “Laah itu orang orang bebas keliaran”. “hm, trus kapan mau kesana” “Sekarang!” “Widih, semangat amat?” “Iya, mumpung baru dibuka masih sepi. Kan belum banyak pengunjungnya” aku terus merayu “Ya, sudah ayo siap siap pakai masker pake jaket bawa handsanitizer “ “Utiiii, Pakai maskernya nih, jaketnya juga yu kita main” “Horee!! kemana ma?”penasaran sambil lari kecil kegiarangan “Udah cepet ganti baju aja yang pantes” Setelah siap kami berangkat naik motor, kendaraan praktis yang biasa pakai cepat kemana kami jalan “Pakai helm, maskernya jangan ketinggalan, Uti pake fishieldnya,” ujar bapak “Lokasinya dimana? nanti tanya ke temen dulu ni di Wa,” Aku membuka hp mencari lokasi di gogle map.dan menyodorkan ke suamiku “Ini ga jauh tuh di perapatan palima itu menuju arah Pandeglang sebelum yayasan masuk kekiri “ jawabnya Perjalanan setengah jam tak lama kami mencari, akhirnya sampai di lokasi . suasana masih sepi. Baru di buka oleh wali kota kemarin jelas penjaga di sekitar lokasi taman tersebut. Kami mendekati pintu gerbang, “waduh bayar ya, sangkain gratis” tanyaku kepenjaga pintu masuk taman mana akhir bulan pula gerutuku, tapi mau gimana sudah sampai lokasi, akhirnya aku keluarkan uang di dompet yang sudah tipis untuk membayar tiket 3 orang, kami dipersilahkan masuk dengan memperlihatkan tiket. “ Wahh! Ma bagus ya itu ada rumah rumahan tinggi tapi ko dalemnya hutan ?” sambil menatap gambar rumah yang tinggi “Hehe iya ko bisa yah.” “Itu namanya rumah bohongan ya mak.!” Iya, sambil merekam di kamera Uti berlaga seperti pramuwisata . “ Hai teman- teman Uti di sini, lagi jalan jalan, hey! liat ada perosotan, ada ayunan, ada apa itu mak buah kelapa besar amat ya ,” Uti terus berceloteh sambil memegang kamera Uti ga habis habisnya komentar setiap yang dilihatnya. Terlihat begitu jembar kata orang serang seperti keluar dari pingitan, Tak lama kami berselfia ria . Dua jam berlalu hari mulai sore “Uti udah yu pulang” “Ih! ma nanti sih kan belum sore” “Jangan lama lama kan masih corona, nanti makin sore makin banyak yang datang lo !” “Ih ma malah, tapi nanti kesini lagi ya” Uti sempet merengek “Ya nanti kalau sempet trus uangnya ada “ “Hari menjelang sore kami sudah pulang. untuk menghindari keramaian

 * Hari hari di depan laptop memberi tugas daring memang agak melelahkan selain bosan melayani siswa yang telat mengirimkan tugas membuat pengolahan nilaipun jadi sempet tertunda. Tapi, karen aku senang bermedsos jadi tidak terlalu menunggu dan memikirkan masalah tugas, banyak penawaran aktifitas di wa grup di hpku, kali ini grup pantun mengajak membuat video budaya daerah, Sontak aku semangat dan langsung mengatakan pada anak keduaku yang masih kuliah, jarak kelahiran anaku ini dengan Uti 17 tahun, waktu yang cukup lama .aku bisa memnaggilnya nong. “Nong, ema mau bikin video budaya daerah yang nanti buat festival pantun mutiara budaya nasional.” mau bentu ga? Tanyaku, mengajak anak yang satu ini harus cari waktu terlebih dahulu supaya tidak mengganggu aktifitas tugas kuliahnya . “Contoh videonya mana?” tanya nong. “Ini contohnya“ seraya kuperlihatkan video yang dikirim oleh teman melauli wa grup “Haduh ma, ini harus ngambil gambarnya dilokasi yang jauh, atuh gimana corona begini bepergian ? “Wih ga apa apa kan kita cuma shoting sebentar sebentar langsung pulang, ada mobil bibi tuh nganggur pake aja yu. “Yauda, kapan mau berangkat ? “ tanya nong “nong bisanya kapan, besok gimana?” “Yaudah, besok ya habis ngerjain tugas kuliah”jawab nong “Yes !” Aku juga lapang karena sudah memberi tugas ke siswa. Dalam hatiku seneng banget bisa keluar lagi menghibur kegalauan di rumah dengan tugas sekolah yang tiada henti. Keesokan hari setelah duhur aku ajak si kecil Uti, Betapa senangnya jika ikut juga . Uti langsung kegirangan ketika tahu kita mau jalan. Kami siap siap berangkat memkai masker bwa handsanitizer juga . memakai masker memang tidak nyaman bernafas jadi kurang bebas. Aku menelpon supir untuk mengantar ke dua tempat. Dan diapun bersedia. Supir ini bernama Anta, dia biasa kita panggil untuk mengantarkan kemana keluarga besar pergi. Mobil datang kamipun bernagkat “Horee kita piknik ya ma “ celoteh Uti “Kita mau kemana dulu ni” tanya supir “ Ke kaibon di Kasemen dulu nanti ke mercu suar Anyer ya. Keburu ya Cuma mau ambil gambar doang mang “ “ lumayan jauh ya, yadh, ga ada yang ketinggalan?kan “ “ Sudah, siap kita nanti cuma mampir mampir doang ngambil gambar bakal video “ jelasku “Kang bawa mobilnya jangan ngebut ya. Yang alus jangan bikin kita mabok? sambil ketawa aku menyela. Supir ini memang lihai ngebut banget kalau tidak diingatkan “ Hehe iya tah? ya dah santuy aja jalannya “ jawabnya sambil menyalakn rokok. Sesampai di masjid agung Banten. Aku turun di kaibon lokasi pertama yang akan dibuat video mulailah akting, seperti artis rasanya, diulang ulang supaya nanti dipilih mana ganbar yang bagus, Terlihat Uti menikmati pemandangan benteng Kainbon uang lapang dia senang sekali, Aku dan nong cari lokasi yang sepi penggunjung untuk pengambilan gambarny, tak lama selesai sudah pengambilan gambar. Aku mengajak Uti kembali naik mobil menuju ke Anyer. “Udah yu, kita pindah ke Anyer ke mercu suar” kataku sambil menggandeng tangan Uti “Ih ma, jangan pulang geh, baru juga sebentar kesini” rengek Uti “Iya pindah tempat Uti. liat tuh ada mulai banyak orang, masih ada corona yuk. Pindah tempat saja. “Kemana ma?”Tanya uti penasaran “ Ke pantai “sambil memegang tangan mungil bocil kesayanaganku yang kadang menjengkelkan “Hah Pantai? horeee Uti mau berenang mau liat air banyak!” teriak juga ni bocil “Haduh Uti, bukan mau berenang cuma mau lihat lihat doang”aku mulai kesal “Iya tapi ke pantai kan?”tanya Uti lagi “Iya, yuk . “ sambil mengajak pa supir kami mulai berjalan menuju Anyer yang lumayan lokasinya jauh dari Kaibon . yang letaknya di darah utara kota serang dan sekarang mulai menuju ke arah selatan kota Cinangka Sampailah kita ke tempat yang dituju perjalanan dua jam memang cukup lumayan, mulailah aku beraksi seperti pemain sinetron, menyusuri dermaga dan ditawarioleh penjaga mercusuar masuk kedalamnya dengan membayar limaribu rupiah perorang tanpa tiket , karena aku inget Uti supaya lebih senang maka kuajak naik kedalam dan menaiki tangga mercu suar yang terdiri dari 14 tingkat. Uti sangat senag sekali. “Ayo naikl terus terus, udah tingakat berapa ini “teriaknya sambil mengamati angka di setiap dinding tangga mercusuar, tangganya terbuat dari bilet besi maka kekuatannya cukup baik untuk dinaiki “Wow mak! Tinggi amat! Uti terus naik sambil menghitung tangga, sesekali mendekati jendela melihat pemandangan diluar. “ Mak Uti dah naik tinggakat 14 ini kan? sambil mendekati jendela didalam mercusuar Uti memandang sekeliling nampak wajahnya gembira sekali ini bocil ikut andil jalan jalan. “Tuh liat ma! kapalnya yang jauh tuh kecil ya. Itu orang lagi ngambil ikan ya naik perahu? itu rumahnya juga jadi kecil kecil. Uti ada di atas ya ma !” tak habis habisnya berkomentar “Iya wih” jawabku terlihat tetehnnya kecape an menaiki tangga sambil mengernyikan dahi . “ Haduh ma cape, Uti! Ga cape tah naik tangga ini?tanya nong “Engga lah teh Uti seneng banget bisa naik apa ini ma namanya ?Uti lupa “ “Mercu suar” jawabku “Videoin Uti geh, biar kasih tahu ke teman teman. Uti naik ini loh sampe tangga 14, tinggi banget !Yeee! “ Pengambilan video hanya beberapa durasi berkali kali, sempet harus cari inspitrasi juga mana yang cocok dengan kalimat yang ada pada pantun karena gambar harus sesuai dengan isi pantun . Kami berkeliling di area mercu suar, suasana tidak ramai. Karena akibat pandemi jarang yang berani keluar rumah apalagi piknik, kuamati warung yang bukapun terlihat sedikit. Kasian juga mereka penghasilannya jadi berkurang , Tak lama kami pun selesai mengambil gambar, hari mulai menjelang magrib tidak tersa , kunikamti senja di pantai sunggua indah tiada terkira dalam situasi sepeti ini masih di beikesempatan mermanja dengan alam laut ciptaan yang maha kuasa .berasa jadi betah di pinggir pantai. tapi karena kondisi pandemi harus segera pulang sebelum kontak dengan orang lain dan menghindari kerumunan

 * Hari hari kembali dengan tugas yang harus disampaikan kepada siswa, ditambah dengan kegiatan menantang membuat video festival budaya nasional, Pengalihan rasa yang tak berdaya dengan kenyataan pandemi memaksa betah dirumah dan mencari kegiatan bermanfaat untuk mengisi keseharain. Cukup rumit membuat video ini, selain menggabungkan beberapa potongan video jugamenyatukan dubing suara pembacaan pantun dengan gaya yang ditetapkan panitya, berulang kali rekaman melalui hp dan kamera. Akhirnya rangkum danaku segera mengirimkannya kepanitya setelah terkirim selanjutnya menunggu persetujuan tayang di youtube. “ Ma, udah kirim video nya ke panitya”Tanya nong “Udah, lewat email tingal nunggu pernyataan tayang di youtube, tapi harus banyak like dan komentarnya ya, haduh di fb ema temannya cuma sedikit mana bisa ribuan yang ngasih like?”Tanyaku “ Sudahlah memangnya perlombaan, bukannya cuma festival doang kan?” “Iya tapi kan senang banget kalau banyak yang like,” “Yaa tunggu aja dilike syukur yang penting bangga sudah berpartisipasi tinggal nasional” hibur nong “Ia ya ya, yaweslah “aku menyadari juga Obrolan tentang hasil video memang tak terlalu manarik buat anaku, yang penting keinginana emanya sudah terlaksana, di tambah Uti bisa piknik secara tidak langsung dimasa pandemi dimana pemerintah melarang masyarakat untuk bepergian. Tapi tetap memaksa kita keluar rumah karena memenuhi kebutuhan. Kali ini lagi lagi kita keluar rumah untuk pinik, tapi berbeda dengan kemarin adiku yang memiliki dua anak kecil Tah main yu? Kemana? ini anak anak pengen berenang, kalau di laut ga bisa berenang tapi kalau dikolam renang kan ga ada ombak “ jelasnya Ya sudah kapan siapnya Besok ya, ke Waruwangi aja ya, ada kolam renagnya trus kita bisa lihat pemandangan alam nya bagus Jelasku. aku tahu tempat ini kebetulan pernah di ajak teman guru yang lokasinya tidak jauh dari temapat ini . Tapi teh, rame ga ya . kan masih corona Iya maknya kita berangkat pagi supaya tidak ramai, karena siang dikit banyak yang datang kita pulang, gimana? “Oh, ya ya “ Ya sudah siap bawa makanan untuk bacakan jangan lupa tiker dan baju ganti, masker handsaitizer juga dibawa Ya siap! Jawabnya penuh semangat Serta merta Uti senangnya mendengar ajakan ini, “Ma, apa katanya mau berenang? Uti ikut ya mak. Uti bawa baju berenang. Bawa kue. Pake masker ya ma, bawa kamera ma nanti Uti lagi berenang di foto ya “ Celoteh Uti panjang . “Iya. Iya. Besok Uti.” Jawabku sambil merasa rungsing ini bocil memang cerewet . Esoknya kami bersiap menuju lokasi tempat bocil berenang aku mengarahkan ketempat yang sejuk dan bisa menikmati alam bebas. Terlihat anak anak senang sekali menikmati hari ini. Berenang , melihat hewan rusa, sapi dan menikmati pemandangan gunung dan hamparan hijau permadani alam yang menakjubkan, Alhamdulilah meski pandemi kami bisa mencuri waktu untuk mendamaikan perasaan galau saat saat pandemi. Semoga segera berlalu dan kembali normal seperti sediakala. Waktu sudah menjelang siang nampak beberapa pengunjung mulai berdatangan, aku bergegas mengisyaratkan anak “Dah yu. sudah siang nanti kulitnya hitam lo, tuh banyakyang datang ayo pulang kan masih musim corona jadi jangan lama lama apalagi banyak orang .“Sambil membawa pakaian ganti mengajak anak anak bersih bersih .Anak bergegas bersih bersih ganti pakaian dan makan lalu segera pulang untuk menghindari kerumunan. Sepertinya tidak puas, tapi waktu untuk menikmati alam bebas selama dua jam rasanya sudah cukup membayar rasa kebosanan di rumah bertumpuk pekerjaan sekolah. Keluar rumah harus selalu memakai masker, membawa handsanitizer dan menjaga jarak. Semoga cepat berlalu karena akan dibawa kemana anak anak jika terlalu lama belajar di rumah yang kurang kondusif.

Cerpen Pandemi 1

 

Cerpen KBM dimasa pandemi

”Bu, gimana kalau buguru keliling ke rumah kami, belajar  perkelompok, kalau  ibu guru ga  ada motor ga papa saya jemput tiap harinya,” sahut  mamah Roro salah satu  wali kelas mengajukan pendapatnya. sontak  Pak Danu ketua paguyuban menjawab,”Ga bisa bu,nanti kalau buguru  atau anak ada apa- apa saya yang tanggugjawab? Modar saya!” yang lain pun terdiam termasuk aku yang sedari tadi hanya menyimak pendapat pengurus paguyuban yang saling berargumen .

 

 Pagi cerah semangat mengajar selalu membuatku tersenyum menyapa di kelas, dengan gaya yang sudah tidak asing lagi. Apakabar hari ini? Alhamdulillah luar biasa Allahu akbar! sapa kami ketika akan memulai pelajaran. Begitupula ketika akan pulang aku memberikan refleksi penutup agar anak anak selalu mengingat tugas dan apa yang telah dipelajari setiap harinya.

            “Bu guru cara menghitung ini bagaimana? tadi saya sudah ngerti, tapi lupa lagi.”

            “Coba kamu tanya dengan temanmu yang sudah paham, nanti kalau tidak ketemu juga            boleh tanya buguru lagi.”

             “Hmm”Dafa menggaruk garuk kepala yang tidak gatal lalu menghampiri teman yang duduk dibelakang bangku tempatnya duduk. Matematika memang salah satu pelajaran yang kurang disukai anak anak padahal sudah beberapa model yang danggap menarik ditampilkan, mungkin pengaruh kurang memiliki daya konsentrasi yang baik.

Semester dua sudah hampir rampung sebentar lagi akan ujian kenaikan kelas, Diawal bulan sekolah selalu mengadakan rapat dewan guru untuk mengevaluasi kinerja selama beberapa hari yang telah dilakukan.

            “Kita akan meliburkan sejenak beberapa hari mulai besok hingga waktu yang ditentukan ini isi surat perintah dari kepala dinas kita.” Sambil membacakan kelanjutan isi perintah, aku hanya tertunduk diam dengan pena yang masih mengukir kertas menulis notula rapat, terasa sempat bingung dengan surat edaran tersebut, lalu apa yang akan aku lakukan esok dan esok ketika anak anak di rumahkan, terbayag betapa membosankan tanpa tegur sapa dan canda tawa. Sungguh suatu berita duka untuku.Rapat usai aku bergegas kembali kekelas dan mengumumkan  hasil rapat dewan guru.

            “Bu, besok libur ya kan?”

            “Bukan libur, tapi belajarnya di rumah. Nanti buguru akan komunikasi dengan orangtuamu               lewat wa  paguyuban”.

            “Trus bu, ini buku temanya kalau sudah selesai gimana?”

            “Ya, nanti ibu sampaikkan cara belajarnya lewat wa orangtua kalian. “

            “Oh, ya sudah bu Assalamualaikum!’

            “Wa alaikum salam.”

Hari pertama sekolah tutup. Perwakilan paguyuban aku undang untuk memberikan arahan tentang tugas tugas yang haruds dikerjakan di rumah. mulailah di sebut Belajar dari Rumah.Wa paguyuban mulai ramai dengan arahan dan komen masalah pembelajaran. Terasa sekali lelah menghadapinya. Ternyata lebih optimal melayani belajar jarak jauh. Belum lagi jika tugas siswa baru terkirim karena menunggu orangtuanya kembali dari pekerjaan. Aku memahami Karen anak usia Sekolah Dasar tidak semua memegang hp. Sudah hampir satu bulan perjalanan pembelajaran berlangsung, aku merasa ada yang harus dimusyawarahkan untuk menyikapi tentang bagaiman cara belajar selanjutnya agar kegiatan belajar mengajar tidak terputus, Sabtu pagi perwakilan paguyuban yang aku undang dating tapi ada pula wali murid yang datang.

            “Bagaiman ini bu anak – anak  belajarnya, banyak keluhan dari wali murid masalah kuota   internet dan kepemilikan HP yang tidak semua wali murid memiliki HP.” Belum selesai ketua      paguyuban berbicara di sela mamah roro ikut mengaduan keluhannya

            “Iya bu saya juga HP nya rebutan, anak saya ada tiga satu di SD, SMP dan SMA pusing saya            kuota dan HP nya jadi rebutan, sering rebutan”.

             Kalau saya bu tidak punya HP. HP kakaknya kalau ngirim tugas sinyalnya susah  sedangkan           suka dbawa HP nya haduh gimana ini bu “

            Ketua paguyuban menyela “ laah itu kan masalah pribadi ibu, Hpnya jangan dibawa keluar kota dong, lagian cuma ibu saja kan yang HPnya keluar kota ? hehe .yang lain di rumah saja      HP nya “

             “Haduuhh buguru anaksaya susah disuruh ngerjakan tugasnya  malah pengennya main terus             ditambah bangunnya siang , saya jadi malah stress dibuatnya. Gimana ini ya buguru tambah             mamah restu pun yang tak mau kalah mengadukan keluhanya menyambung pendpat wakil pguuban lainnnya

            Sementara aku masih mendengarkan semua keluhan mereka, ketua paguyuban memotong   pembicaraan para wakil paguyunban.

            “Sudah bu ibu begini saja kita tetap belajardengan cara classroom saja karena enak dan        tidak terllu ropot lang sung dapet nilai dari buguru terus bisa saling komentar pendapat dan        tugas  dan langsung minta penjelasan tentag dari bu guru, “  belum selesi ketua berbicara

            ”Bu, gimana kalau buguru keliling ke rumah kami, belajar  perkelompok, kalau  ibu guru ga             ada motor ga papa saya jemput tiap harinya!,” sahut  mamah Roro salah satu  wali kelas mengajukan pendapatnya. sontak Pak Danu ketua paguyuban menjawab,”Ga bisa bu,nanti         kalau buguru  atau anak ada apa- apa saya yang tanggugjawab? Modar saya!” yang lain pun        terdiam termasuk aku yang sedari tadi hanya menyimak pendapat pengurus paguyuban yang    saling berargumen  Sudah coba gimana pendapat buguru aj dulu ni

Akupun mulai mendapat kesempatan berbicara

            “Baiklah saya ambil jalan tengahnya saja. Mengingat dilarang ada pertemuan maka  kelas kita             belajar dengan cara claasroom saja. Kemudian untuk pergantian buku tema diwakili oleh wali          kelas sekalian menukar buku di sekolah kalaupun akan menyerahkan sendiri bisa dijadwal           beberapa orang saja. Sedangkan tugas harian yang di buku tema tetap di kerjkan setiap hari           silahkan pilih mana yang akan dikerjakan tapi sesuai pembelajaran hari itu. sementara itu saja

 Sudah kalau gitu kita ikuti cara buguru saja lebih aman, anak kita belajar di rumah di damping,dan pekerjaannya bisa langsung di koreksi dan di mita penjelasan, sebenarnya memng enak belajr di sekolah tapi giman keadaan memang sedang begini kita tidak bisa salahkan siapa siapa selai berdo’a dan berusaha bagaimana ank kita tetap semangat belajar begitu kan bu?” akupun mengangguk tand sepakat .

 “Gimana ni bu ibu sudah deal kan? masalah Hp yang mamah restu tadi, coba diusahakan kalau tidak ada hp bisa keteman yang terdekat untuk membantu pengiriman tugasnya. hmm hatiku sdikit lega ternyata ketua paguyuban ini memang tidak salah untuk dipilih, mampu menunjukan tanggung jawabnya. Sudah kan bu?”

Akupun menjawabnya “Baiklah kalau begitu kesepakatan musyawarah kita hari ini, semoga semua proses belajar anak anak kita berjalan lancar dan selalu berdo’a agar wabah korona ini segera berakhir ,Memang saya juga agak depresi dengan keadaan ini tapi apa boleh buat harus diterima dan tetap semangat mengajar lewat Media online, biasanya saya menyanyi, mendongeng dan menari tapi kai ini tidak bisa, sungguh sedih jika diutarakan. Baiklah teimakasih atas kehadiran bapak ibu mewakili paguyuban saya ucapkan terimakasih musyawarah hari ini kita tutup . Tanpa bersentuh tangan an memakai kami terasa canggung berucap pamit.

 Waktu berjalan sudah hampir dua bulan pandemic.  Sekolah mengadakan rapat rutin..Ibu kepala sekolah seperti biasa memmberikan info kedinasan. “Di informasikan kepala seluruh lembaga pendidikan   bahwa sekolah yang berada di kabupaten serang boleh mengadakan tatap muka tapi dengan beberapa syarat yang banyak dan semua harus dipenuhi, di antarannya  membuat team kesehatan sekolah dan lain

 

 

Minggu, 08 November 2020

KKG kelas 5