Cerpen KBM
dimasa pandemi
”Bu, gimana kalau buguru keliling ke rumah kami, belajar perkelompok, kalau ibu guru ga ada motor ga papa saya jemput tiap harinya,” sahut
mamah Roro salah satu wali kelas mengajukan pendapatnya. sontak Pak Danu ketua paguyuban menjawab,”Ga bisa bu,nanti
kalau buguru atau anak ada apa- apa saya
yang tanggugjawab? Modar saya!” yang lain pun terdiam termasuk aku yang sedari tadi
hanya menyimak pendapat pengurus paguyuban yang saling berargumen .
Pagi cerah semangat mengajar selalu membuatku
tersenyum menyapa di kelas, dengan gaya yang sudah tidak asing lagi. Apakabar
hari ini? Alhamdulillah luar biasa Allahu akbar! sapa kami ketika akan memulai
pelajaran. Begitupula ketika akan pulang aku memberikan refleksi penutup agar anak
anak selalu mengingat tugas dan apa yang telah dipelajari setiap harinya.
“Bu
guru cara menghitung ini bagaimana? tadi saya sudah ngerti, tapi lupa lagi.”
“Coba
kamu tanya dengan temanmu yang sudah paham, nanti kalau tidak ketemu juga boleh tanya buguru lagi.”
“Hmm”Dafa menggaruk garuk kepala yang tidak
gatal lalu menghampiri teman yang duduk dibelakang bangku tempatnya duduk.
Matematika memang salah satu pelajaran yang kurang disukai anak anak padahal
sudah beberapa model yang danggap menarik ditampilkan, mungkin pengaruh kurang
memiliki daya konsentrasi yang baik.
Semester
dua sudah hampir rampung sebentar lagi akan ujian kenaikan kelas, Diawal bulan
sekolah selalu mengadakan rapat dewan guru untuk mengevaluasi kinerja selama
beberapa hari yang telah dilakukan.
“Kita akan meliburkan sejenak
beberapa hari mulai besok hingga waktu yang ditentukan ini isi surat perintah
dari kepala dinas kita.” Sambil membacakan kelanjutan isi perintah, aku hanya
tertunduk diam dengan pena yang masih mengukir kertas menulis notula rapat,
terasa sempat bingung dengan surat edaran tersebut, lalu apa yang akan aku
lakukan esok dan esok ketika anak anak di rumahkan, terbayag betapa membosankan
tanpa tegur sapa dan canda tawa. Sungguh suatu berita duka untuku.Rapat usai
aku bergegas kembali kekelas dan mengumumkan hasil rapat dewan guru.
“Bu, besok libur ya kan?”
“Bukan libur, tapi belajarnya di
rumah. Nanti buguru akan komunikasi dengan orangtuamu lewat wa
paguyuban”.
“Trus bu, ini buku temanya kalau
sudah selesai gimana?”
“Ya,
nanti ibu sampaikkan cara belajarnya lewat wa orangtua kalian. “
“Oh, ya sudah bu Assalamualaikum!’
“Wa alaikum salam.”
Hari
pertama sekolah tutup. Perwakilan paguyuban aku undang untuk memberikan arahan
tentang tugas tugas yang haruds dikerjakan di rumah. mulailah di sebut Belajar
dari Rumah.Wa paguyuban mulai ramai dengan arahan dan komen masalah
pembelajaran. Terasa sekali lelah menghadapinya. Ternyata lebih optimal
melayani belajar jarak jauh. Belum lagi jika tugas siswa baru terkirim karena
menunggu orangtuanya kembali dari pekerjaan. Aku memahami Karen anak usia Sekolah
Dasar tidak semua memegang hp. Sudah hampir satu bulan perjalanan pembelajaran
berlangsung, aku merasa ada yang harus dimusyawarahkan untuk menyikapi tentang
bagaiman cara belajar selanjutnya agar kegiatan belajar mengajar tidak terputus,
Sabtu pagi perwakilan paguyuban yang aku undang dating tapi ada pula wali murid
yang datang.
“Bagaiman ini bu anak – anak belajarnya, banyak keluhan dari wali murid
masalah kuota internet dan kepemilikan
HP yang tidak semua wali murid memiliki HP.” Belum selesai ketua paguyuban berbicara di sela mamah roro ikut
mengaduan keluhannya
“Iya bu saya juga HP nya rebutan,
anak saya ada tiga satu di SD, SMP dan SMA pusing saya kuota dan HP nya jadi rebutan, sering rebutan”.
Kalau saya bu tidak punya HP. HP kakaknya kalau
ngirim tugas sinyalnya susah sedangkan suka dbawa HP nya haduh gimana ini bu
“
Ketua paguyuban menyela “ laah itu
kan masalah pribadi ibu, Hpnya jangan dibawa keluar kota dong, lagian cuma ibu saja kan yang HPnya keluar kota ? hehe .yang
lain di rumah saja HP nya “
“Haduuhh buguru anaksaya susah disuruh
ngerjakan tugasnya malah pengennya main
terus ditambah bangunnya siang
, saya jadi malah stress dibuatnya. Gimana ini ya buguru tambah mamah restu pun yang tak mau kalah
mengadukan keluhanya menyambung pendpat wakil pguuban
lainnnya
Sementara aku masih mendengarkan
semua keluhan mereka, ketua paguyuban memotong pembicaraan
para wakil paguyunban.
“Sudah bu ibu begini saja kita tetap
belajardengan cara classroom saja karena enak dan tidak terllu ropot lang sung dapet nilai dari buguru terus
bisa saling komentar pendapat dan tugas dan langsung minta penjelasan tentag dari bu
guru, “ belum selesi ketua berbicara
”Bu, gimana kalau buguru keliling ke
rumah kami, belajar perkelompok,
kalau ibu guru ga ada
motor ga papa saya jemput tiap harinya!,” sahut
mamah Roro salah satu wali kelas mengajukan pendapatnya. sontak Pak Danu ketua
paguyuban menjawab,”Ga bisa bu,nanti kalau
buguru atau anak ada apa- apa saya yang
tanggugjawab? Modar saya!” yang lain pun terdiam
termasuk aku yang sedari tadi hanya menyimak pendapat pengurus paguyuban yang saling berargumen Sudah coba gimana pendapat buguru aj dulu ni
Akupun
mulai mendapat kesempatan berbicara
“Baiklah saya ambil jalan tengahnya
saja. Mengingat dilarang ada pertemuan maka
kelas kita belajar
dengan cara claasroom saja. Kemudian untuk pergantian buku tema diwakili oleh
wali kelas sekalian menukar buku
di sekolah kalaupun akan menyerahkan sendiri bisa dijadwal beberapa orang saja. Sedangkan tugas
harian yang di buku tema tetap di kerjkan setiap hari silahkan pilih mana yang akan dikerjakan tapi sesuai
pembelajaran hari itu. sementara itu saja
Sudah kalau gitu kita ikuti cara buguru saja
lebih aman, anak kita belajar di rumah di damping,dan pekerjaannya bisa
langsung di koreksi dan di mita penjelasan, sebenarnya memng enak belajr di
sekolah tapi giman keadaan memang sedang begini kita tidak bisa salahkan siapa
siapa selai berdo’a dan berusaha bagaimana ank kita tetap semangat belajar
begitu kan bu?” akupun mengangguk tand sepakat .
“Gimana ni bu ibu sudah deal kan? masalah Hp
yang mamah restu tadi, coba diusahakan kalau tidak ada hp bisa keteman yang
terdekat untuk membantu pengiriman tugasnya. hmm hatiku sdikit lega ternyata
ketua paguyuban ini memang tidak salah untuk dipilih, mampu menunjukan tanggung
jawabnya. Sudah kan bu?”
Akupun
menjawabnya “Baiklah kalau begitu kesepakatan musyawarah kita hari ini, semoga
semua proses belajar anak anak kita berjalan lancar dan selalu berdo’a agar wabah korona ini segera berakhir ,Memang saya juga agak depresi dengan keadaan ini
tapi apa boleh buat harus diterima dan tetap semangat mengajar lewat Media online,
biasanya saya menyanyi, mendongeng dan menari tapi kai ini tidak bisa, sungguh
sedih jika diutarakan. Baiklah teimakasih atas kehadiran bapak ibu mewakili
paguyuban saya ucapkan terimakasih musyawarah hari ini kita tutup . Tanpa bersentuh tangan an memakai kami terasa canggung berucap pamit.
Waktu berjalan sudah hampir dua bulan
pandemic. Sekolah mengadakan rapat rutin..Ibu
kepala sekolah seperti biasa memmberikan info kedinasan. “Di informasikan
kepala seluruh lembaga pendidikan bahwa sekolah yang berada
di kabupaten serang boleh mengadakan tatap muka tapi dengan beberapa syarat
yang banyak dan semua harus dipenuhi, di antarannya membuat team kesehatan sekolah dan lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar